Jumat, 15 Agustus 2008

Mencari Kekuatan dalam Menyelesaikan Masalah

Saya ibu rumah tangga usia 29 tahun, punya tiga anak. Yang pertama kelas 6 SD, yang kedua kelas 3 SD, yang kecil baru TK. Masalah saya suami saya selingkuh, dulu yang pertama ketahuan dan suami saya mengakuinya. Dia bilang ke saya enggak akan mengulangi lagi, sudah saya maafkan ya mungkin suami saya khilaf, kan sudah lama. Tapi dihati saya masih terasa sakit, eh pada waktu itu terjadi lagi, saya enggak sengaja membuka no HP nya. Suami punya dua nomer pas saya buka ada kata-kata mesra dan kata kangen. Saya penasaran no itu muncul ternyata yang ngangkat perempuan, saya kaget. Terus Hp saya matiin, saya cuma bisa nangis aja. Ko tega banget dia berbuat kaya gitu lagi, padahal yang dulu masih terasa sakit, suami saya sudah tidak jujur lagi, nyakitin hati saya lagi. Mbak tolong bagaimana jalan keluarnya ngadepin kelakuan suami kaya gitu, apa saya harus tetap sabar hati saya sakit hati mbak. Saya mohon saran dari mbak. Bagaimana jalan keluarnya, atas pengarahannya saya ucapkan terima kasih.
NN-08121599xxxx

JAWAB :
Kemampuan memaafkan seorang suami atas perselingkuhannya tentu saja memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya atas bantuan anda sebagai istri. Memberi maafpun dapat membantu suami dan anda bisa menghargai anda dan dirinya sendiri. Hukuman anda berupa rasa benci yang selalu menumpuk sesungguhnya akan mendera diri anda sendiri, anda akan selalu mengingat kemarahan dan perilakunya yang buruk. Dan ketika itu pula kemarahan ada dalam lingkaran kehidupan anda, marah yang membutuhkan banyak energi pada akhirnya akan membuat hidup anda terasa lebih berat.
Bersikap selalu optimisme, perlu dalam landasan anda berpikir dan bertindak, terutama agar anda tak kehilangan dorongan untuk mencoba sesuatu guna mengatasi masalah yang ada. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan menurunkan masalah yang tak bisa anda selesaikan. Kalo sampai suami anda barulah untuk kesekiankalinya, berarti bukanlah kekhilafan yang ia alami, melaikan ada sesuatu yang “kurang beres” dalam hubungan anda berdua maupun hubungan suami dengan anak-anak. Sebab dalam sebuah keluarga ada suatu esensi penting yang harus diingat adalah bagaimana anda dan suami membina hubungan dalam keluarga dan lingkungan.
Cobalah untuk mengungkapkan kecurigaan anda dengan cara yang lebih halus, Misalkan anda berkata” Maaf tadi saya membuka HP mu, tidak sengaja saya menemukan nama itu, bisa kamu jelaskan siapa dia ?” Tentu saja anda harus mau mendengarkan dan menerima komentar suami. Kekuatan dan kenyamanan dalam keluarga akan memberikan keyakinan pada anda bahwa suami akan “anteng-anteng” saja. Sebagai suami atau istri bukan memberi arti bahwa yang satu ngalah atau yang satu menang. Namun bagaimana selalu ada keseimbangan dan bagaimana anda saling mengisi satu sama lain. Jadi kalau anda mencari kekuatan untuk menyelesaikan masalah anda, tentu saya sarankan bahwa kekuatan itu ada pada diri anda sendiri.
Kalau perjuangan anda saat ini adalah demi anak-anak dan kebahagiaan kelurga nantinya , maka mata rantai agar masalah ini tidak semakin buruk adalah kata “maaf”. Manakala anda mampu dan mau berjuang mengatasi masalah dan berhasil, saya yakin akan tumbuh rasa percaya diri yang baik, termasuk rasa hormat suami terhadap anda. Semoga anda dapat mengatasi masalah ini. Salam hangat

Tidak ada komentar: