Selasa, 26 Agustus 2008

Membantu Anak Mengolah Emosinya

Saya memiliki seorang anak perempuan uasianya, 2 tahun 3 bulan. Berat waktu lahir 2,9 kg lahir normal. Sampai usia sekarang ini perkembangannya baik-baik saja. Secara fisik terlihat sehat, makan tidaklah susah, minum susu juga mau. Tapi ada yang menjadi keluhan saya sekarang anaknya suka ngamuk. Ada saja yang menjadi alasan dia ngambek, ngamuk, pukul orang lain, pokoknya sulit dikendalikan. Terkadang saya sendiri sudah males menanggapinya, semakin banyak saya marahi maka akan semakin menjadi-jadi perilakunya.
Terkadang suka saya takut-takuti, atau anak akan diam kalo dibentak sama ayahnya. Walau dengan menangis tapi akhirnya diam juga. Saya merasa kewalahan bila ayahnya tidak ada dirumah, sehingga ia menjadi banyak tingkah yang menjengkelkan. Kata orang karena belum punya adik jadi belum mau ngerti sama orang tua. Apakah betul kalau sudah ada adiknya maka anak dengan sendirinya mau mengerti dengan orang tuanya dan mau mengalah dengan adiknya? Sebelumnya terima kasih atas batuannya.

Titik-Karangrejo.

JAWAB :
Suasana hati si kecil kurang lebih sama dengan suasana hati orang dewasa. Terkadang sedih terkadang gembira, ulahnya suka uring-uringan. Hal ini dapat saja membuat orang yang melihatnya binggung, apa yang harus diperbuat dengan anak seusia 2 tahun? Sedangkan pada orang dewasa dapat saja kita berikan pengertian dan diajak berpikir. Ibu titik jangan terlalu khawatir, sebab anak usia 2 tahun memang tengah mengalami masa tarik menarik antara dua kutub emosi dapat bersikap manis dan terkadang dapat menyebalkan karena hal ini adalah sebuah tahap perkembangan, dimana anak mulai mengenal dirinya sendiri melalui emosi. Anak mulai tahu apa yang disenangi dan apa yang tidak disenangi. Sayangnya anak seusia ini belum memiliki banyak kosa kata untuk mengungkap isi hatinya. Oleh karena itu tugas kita sebagai orang tua adalah melatih anak untuk dapat mengungkapkan perasaaan dengan benar dan menambah kosa katanya agar dapat dimengerti maksunya oleh orang lain selain anak itu sendiri.
Terkadang anak sendiri belum dapat memahami benar apa yang dialaminya, perasaan jengkel dan marah dapat saja membuat anak uring-uringan dan keras hati. Oleh sebab itu membantu anak dalam mengungkap perasaannya sangatlah penting. Misal ketika anak membanting barang saat ia tidak suka mainannya direbut maka coba tanyakan pada anak “ Kenapa adik marah, tidak suka mainannya direbut ?” bila anak mengangguk maka beri solusinya. “Coba adik bilang kalo main gantian pasti teman adik tidak akan merebut.” Membantu anak mengolah emosinya akan mengurangi sedikit-demi sedikit kebiasaannya mengamuk tanpa sebab yang membuat jengkel orang yang mengasuhnya. Ada baiknya orang tua mau menerima segala macam emosi si kecil. Maka anakpun akan percaya diri karena ia mampu belajar mengelola berbagai situasi emosi yang dialaminya hingga dewasa nanti. Menurut saya lebih baik anda arahkan saat ini dari pada harus menunggu punya adik. Semoga dapat menjadi solusi.

Tidak ada komentar: