Selasa, 26 Agustus 2008

Trauma pada Pernikahan Orang Tua

Keinginan saya untuk segera lepas dari bantuan orang tua membuat saya berpikir untuk merencanakan hidup sebaik-baiknya. Kebetulan orang tua saya sudah berpisah semenjak kecil. Tidak ada lagi dua figur yang aku ketahui, hanya seorang ibu yang selalu perhatian kepadaku. Selain itu kami jauh dari keluarga yang lain maka sebatang karalah ibu membesarkan aku. Kebetulan aku tidak mempunyai saudara yang lain, maka lengkaplah kesepian dalam hidup ini. Mbak saya terkadang sangat rindu dengan keberadaan seorang ayah dan saya sangat igin dapat segera membahagiakan ibu.
Saat ini saya masih SMU, saya berharap segera bekerja usai sekolah walaupun menyelesaikan sekolah dengan keuangan pas-pasan. Sebenarnya juga saya sangat trauma dengan pernikahan orang tua saya, tetapi satu pihak bila saya menikah maka akan terselesaikanlah masalah kesepian saya dan ibu. Maksudnya kami akan memiliki hidup yang lebih rame lagi. Tetapi menikah juga akan membuat permasalahan baru seperti kedua orang tuaku. Mbak tolong jawab kebingunganku. Terima kasih.

RENA –SOMEWHERE
JAWAB :
Rena tersayang, semoga apa yang kita bahas nanti dapat membantumu. Walaupun perkawinan cenderung diartikan sebagai ikatan yang pemanen, , perkawinan yang tidak berhasil dapat juga berakhir seperti apa yng dialami kedua orang tuamu. Tetapi tidak sedikit pula yang sangat bahagia. Beberapa rambu diciptakan dalam keterikatan hidup antara dua anak manusia dan akan menjadi komitment bersama.
Sebelumnya melangkah jauh untuk menikah maka saran saya selesaikan dulu sekolah anda dengan hasil yang maksimal. Sebenarnya untuk dapat cepat memperoleh pekerjaan setelah lulus sekolah, sebaiknya andapun perlu memiliki ketrampilan khusus demi manunjang keberhasilan kerja. Banyak macam ketrampilan berarti yang dapat menghasilkan uang. Apapun bentuk keahlian itu pasti sangat menunjang kerja dan memiliki keuntungan untuk anda. Beruntung jika anda langsung dapat bekerja hanya dengan hasil kelulusan, namun bekerja sesungguhnya selain pekerja harus memiliki pola berpikir yang baik melalui pendidikan disekolah, bekerjapun butuh ketrampilan agar tercipta karya-karya baru dan lebih inovatif.
Setelah anda berhasil menata hidup mandiri maka saatnya anda untuk mulai menata kehidupan dengan pasangan. Namun perlu digaris bawahi bahwa menikah untuk berbagai alasan emosional, ekonomi, politik, social bahkan untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan orang tua yang hilang sedari kecil, perlu diwaspadai. Sebab harapan-harapan yang irasional diantara pasangan meningkatkan risiko masalah perkawinan. Sedangkan masalah perkawinan yang tidak kunjung selesai dapat memicu perpisahan. Oleh sebab itu maka mulailah belajar menyelesaikan masalah tahap demi tahap dan jangan pernah takut untuk menjalin pertemanan agar andapun memahami apa kebutuhan orang lain dan bagaimana anda harus menyikapi hidup dengan bijaksana.

Tidak ada komentar: