Jumat, 10 Oktober 2008

Anak Terlalu Cerewet

Mbak Yani, saya seorang ibu muda yang juga bekerja, saat ini saya memiliki satu putri yang berusia lima tahun. Perkembangannya cukup baik, tapi justru ia sangat cerewet sekali. Jarang mau mendengar pendapat orang lain, banyak bercerita dari a sampai z dan tidak ada henti-hentinya. Susahnya sekarang ini ia sudah mulai sekolah, saya perhatikan ketika ada kesempatan mengantar sekolah, kalo disekolah ia banyak mengganggu teman bahkan malah bercerita sendiri dan tidak mendengar apa yang diperintahkan guru. Mbak bagaimana agar anak saya mau berbicara secukupnya saja, karena saya takut ia mengganggu. Apa benar anak yang banyak bicara itu justru anak yang pintar ? Terima kasih.

Tia- 08522501xxx

JAWAB :
Jumpa ibu Tia, sama halnya dengan berjalan atau mengenal sesuatu yang baru akan membuat anak menjadi antusias. Merupakan pengalaman baru yang akan terus diulang-ulang oleh anak, karena merekapun merasa takjub atas kemampuannya mengucapkan kalimat-kalimat baru. Pada dasarnya memang benar anak yang memiliki kemampuan untuk berbicara lebih banyak menunjukkan kemampuannya intelegensi yang lebih baik, namun demikian kemampuan ini harus disertai dengan bimbingan yang tepat. Dimana anak diajarkan agar tidak sekedar berbicara tanpa arti atau tidak dengan runtutuan yang jelas. Berusahalah agar anak memahami benar apa yang ia maksudkan,bercerita dengan tepat dan waktu yang sesuai.
Ada kalanya pengalaman baru ini harus terus diberi perhatian, agar keterarahan anak mengenai kata-kata baru menjadikan pengalaman dan pelajaran yang menyenangkan bagi anak. Ketika anak banyak bercerita mengenai apa saja pada saat yang kurang tepat dapat disebabkan anak merasa kurang tertarik dengan hal selain pembicaraannya atau ia kurang dapat berkonsentrasi mendengarkan pembicaraan orang lain. Oleh sebab itu selain menonjolkan bahan yang menarik buat anak, anak dapat juga dilatih untuk mau mendengarkan pendapat orang lain. Misalnya dimulai dengan mendengar suaranya sendiri melalui rekaman, lama-lama anak akan belajar berkonsentrasi dengan mendengarkan, kemudian cobalah membicarakan cerita menarik, namun dengan runtut agar melatih anak agar tidak berbicara “loncat-loncat”. Selain melatihnya untuk mau mendengar, iapun berlatih untuk memperoleh ketepatan waktu bicara. Buatlah perjanjian kalau ia mau mendengarkan tugas yang diberikan orang lain maka ia akan memperoleh yang sesuatu yang menyenangkan.
Jangan pernah bosan untuk terus melatih anak, sebab ketertarikannya untuk berbicara merupakan aset bagi anda untuk menanamkan sebanyak-banyaknya ilmu agar anak mau belajar hal baru dan agar ia mendapat pengalaman yang sangat menyenagkan. Semoga berhasil

Tidak ada komentar: